Jumat, 11 Oktober 2013

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

"Keutamaan Menjenguk Orang Sakit"
Pada diri orang sakit terdapat keutamaan dan
kemuliaan bagi orang yang menjenguknya
berdasarkan kabar berita dari baginda
Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang diutus
menjadi rahmat bagi semesta alam. Allah
telah janjikan pahala yang banyak dan
ganjaran yang besar bagi orang yang
menjenguk orang sakit. Di antara dalil-dalil
yang menunjukkan:
1. Dari Tsauban Radhiyallahu 'Anhu ,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda:
ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَ ﻣَﺮِﻳﻀًﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﺰَﻝْ ﻓِﻲ ﺧُﺮْﻓَﺔِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺟِﻊَ
" Siapa yang menjenguk orang sakit, ia berada
dalam kebun surga sehingga dia kembali. "
(HR. Muslim dan Ahmad. Dishahihkan oleh
Al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 6389)
tentang maksud kebun surga di sini adalah
buah-buahannya.
2. Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu ,
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﻌُﻮﺩُ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻏُﺪْﻭَﺓً ﺇِﻟَّﺎ ﺻَﻠَّﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺳَﺒْﻌُﻮﻥَ
ﺃَﻟْﻒَ ﻣَﻠَﻚٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻤْﺴِﻲَ ﻭَﺇِﻥْ ﻋَﺎﺩَﻩُ ﻋَﺸِﻴَّﺔً ﺇِﻟَّﺎ ﺻَﻠَّﻰ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﺳَﺒْﻌُﻮﻥَ ﺃَﻟْﻒَ ﻣَﻠَﻚٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺼْﺒِﺢَ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﺧَﺮِﻳﻒٌ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ
" Tidaklah seorang muslim yang menjenguk
muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70
ribu malaikat yang mendoakannya hingga
sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari,
ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya
hingga pagi, dan baginya satu kebun di
surga. " (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh
al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi)
3. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu ,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَ ﻣَﺮِﻳﻀًﺎ ﻧَﺎﺩَﻯ ﻣُﻨَﺎﺩٍ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻃِﺒْﺖَ ﻭَﻃَﺎﺏَ
ﻣَﻤْﺸَﺎﻙَ ﻭَﺗَﺒَﻮَّﺃْﺕَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻣَﻨْﺰِﻟًﺎ
" Siapa yang menjenguk orang sakit, maka ada
seorang yang berseru dari langit: kamu
adalah orang baik, dan langkahmu juga baik
dan engkau berhak menempati satu tempat di
surga. " (HR. Ibnu Majah, al-Tirmidzi, dan
ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
dalam al-Misykah no. 5015. Ibnu Hibbad juga
menshahihkannya sebagaimana yang
disebutkan Ibnul Hajar dalam Al-Fath)
4. Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَ ﻣَﺮِﻳﻀًﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﺰَﻝْ ﻳَﺨُﻮﺽُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔِ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳَﺠْﻠِﺲَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺟَﻠَﺲَ ﺍﻏْﺘَﻤَﺲَ ﻓِﻴﻬَﺎ
" Siapa yang mejenguk orang sakit, ia terus
dalam naungan rahmat sehingga duduk. Maka
apabila ia duduk, ia tenggelam ke
dalamnya. " (HR. Ahmad. Dishahihkan Al-
Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no.
2504)
5. Sesungguhnya menjenguk orang sakit
adalah salah satu dari jalan surga.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu , Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, "Siapa di antara kalian yang
berpuasa di pagi ini?"
Abu Bakar menjawab, "Saya."
Beliau bertanya, "Siapa di antara kalian yang
sudah menjenguk orang sakit hari ini?"
Abu Bakar menjawab, "Saya."
Beliau bertanya lagi, "Siapa di antara kalian
yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?"
Abu Bakar menjawab, "Saya."
Beliau bertanya lagi, "Siapa di antara kalian
yang telah memberi makan orang miskin di
pagi ini?
Abu Bakar menjawab, "Saya".
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda, "Tidaklah semua ini
terkumpul dalam diri seseorang ekcuali pasti
ia masuk surga." (Dishahihkan oleh Al-Albani
dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88)
Penutup
Sesungguhnya kita tidak tahu amal kita mana
yang menjadi sebab utama datangnya rahmat
bagi diri kita. Berapa banyak rahmat Allah
dilimpahkan kepada seseorang karena amal-
amal kecil yang dilaziminya. Karena itulah
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
" Janganlah engkau remehkan kebaikan sekecil
apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu
dengan wajah yang berbinar (menyenangkan)
. " (HR. Muslim dari Abu Dzar Radhiyallahu
'Anhu )
Semoga tulisan ini menyemangati kita untuk
menghidupkan akhlak mulia ini (menjenguk
orang sakit) yang banyak diremehkan orang.
Berusaha ikhlas dan berharap pahala dari
Allah serta apa yang dijanjikan-Nya melalui
lisan Nabi-Nya. Karena ikhlash adalah syarat
diterimanya amal kebaikan seseorang dan
menjadi penyempurna dari apa yang
dilakukan. Semoga Allah meringankan
langkah kita dalam menghidupkan sunnah
Nabi-Nya dan merahmati kita dalam
menggapai ridha dan surga-Nya. Wallahu
T'ala a'lam.

Rabu, 09 Oktober 2013

Pengertian Akrual Basis Akuntansi



Pengertian akrual basis akuntansi


Dalam ilmu akuntansi, dikenal adanya 2 metode pencatatan transaksi. Yang pertama adalah cash basis dan akrual basis.
1. Cash basis
adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat   berdasarkan jumlah nominal yang diterima. Contoh : pada tanggal 1 januari PT. X membayar sewa  gedung sebesar 2.000.000 untuk 2 bulan, maka pada tanggal yang bersangkutan PT. X akan menjurnal :
                                 Beban sewa            2.000.000                                 
                                            kas                      2.000.000
   
Contoh lainnya, pada tanggal 1 januari PT. X menerima order reparasi mesin dari PT. Y sebesar 2.000.000, dimana pembayarannya akan dibayarkan PT. Y pada tanggal 31 januari. Maka pada tanggal 1 januari tidak ada jurnal yang akan dicatatkan oleh PT. X sehubungan dengan pekerjaan tersebut, namun pada tanggal 31 januari PT. X akan mencatat jurnal sehubungan dengan penerimaan kas dari PT. Y dengan jurnal:
                                Kas                          2.000.000
                                     Pendapatan jasa         2.000.000

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa penggunaan metode cash basis dilakukan dengan prinsip bahwa setiap transaksi dicatatkan berdasarkan jumlah nominal yang diterima.

2. Akrual basis
adalah suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat   berdasarkan konsep pengakuan yang sesungguhnya, Contoh: pada tanggal 1 januari PT. X membayar sewa  gedung  sebesar 2.000.000 untuk 2 bulan, maka pada tanggal yang bersangkutan PT. X akan menjurnal :
                               Sewa dibayar dimuka        2.000.000
                                          Kas                               2.000.000

dari jurnal pada akrual basis dapat terlihat bahwa pembayaran yang dilakukan terhadap pengeluaran sewa gedung sebesar 2.000.000 untuk masa 2 bulan, tidak langsung dianggap sebagai beban yang terjadi. Melainkan pengeluaran tersebut masih dianggap perusahaan sebagai asset/harta dari perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan walaupun sudah membayar tetapi belum menerima manfaat dari aktivitas penyewaan gedung tersebut. Maka biasanya pada akhir periode tutup buku bulanan, dalam hal ini pada tanggal 31 januari dan 28 februari, PT. X akan melakukan jurnal penyesuaian ( adjusment )
Jurnal pada tanggal 31 januari
                               Beban sewa                          1.000.000
                                          sewa dibayar dimuka         1.000.000

Jurnal pada tanggal 28 februari 
                               Beban sewa                          1.000.000
                                          sewa dibayar dimuka         1.000.000

Pada jurnal yang dicatatkan di tanggal 31 januari dan 28 februari dapat terlihat, bahwa PT. X melaporkan adanya beban sewa yang terjadi pada periode januari dan februari sebesar 1.000.000. Nilai 1.000.000 diperoleh dengan membagi pos sewa dibayar dimuka yang dikeluarkan pada tanggal 1 januari sebesar 2.000.000 dibagi masa manfaat penyewaan selama 2 bulan.
 
 
Sumber : Copas dari Blog Sebelah